Terlambatnya HPP dan masa panen serta kondisi cuaca menjadi
kendala bagi Perum Bulog Divre Jatim untuk melakukan penyerapan gabah
milik petani hingga bulan mei 2015 ini.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bulog Divre Jatim, Witono, Senin (18/5/2015).
Menurutnya, kendala tersebut mengakibatkan proses
penyerapan sedikit terhambat menyusul sulitnya pencarian stok lantaran
persaingan dengan pihak swasta yang berani membeli gabah di bawah
standart bulog ataupun tengkulak yang bermain ijon.
“Bulog kesulitan cari stok serta persaingan tinggi dengan pihak swasta, ” ujar Witono.
Diakuinya, pihaknya diharapkan mampu untuk melakukan
penyerapan gabah petani sebesar 10 persen dengan target tahun ini untuk
Jawa Timur sebanyak 750.0000 ton.
“Kita sedang mendorong Gapoktan-Gapoktan di berbagai
wilayah untuk menjual gabahnya ke Bulog serta membentuk tim pembelian
gabah petani. Harapan kita sabtu dan minggu tetap ada yg diserap, ”
urainya.
Selama ini, lanjutnya, pada hari-hari efektif selain hari
libur penyerapan gabah petani rata-rata berkisar antara 7 ribu sampai 9
ribu perhari yang dibeli sesuai aturan HPP melalui Inpres nomer 5 tahun
2015 yakni harga Gabah kering panen medium dengan kadar air maksimal
25% dan kotoran maksimal 10% akan dibeli dengan harga Rp 3.700/kg.
Sementara harga gabah kering giling medium dengan kadar air maksimal 14%
dan kotoran maksimal 3% akan dibeli Rp 4.600/kg.
“Masalahnya adalah banyak gabah petani yang tidak sesuai
dengan standart yang ditetapkan, sehingga harganya dibawah itu,
“tambahnya.
Hingga bulan mei 2015 khusus untuk Bulog Subdivre Malang
tercatat sebanyak 12,078 ribu ton terealisasi yang berasal sari gudang
bulog Kebonagung 3,585 ton, Gadingrejo 3,061 ton, Kejapanan 2,846 ton
dan Gadang 2,585 ton.
By : Rosydi
Rubrik : Ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar